"relaku menunggumu,
seribu tahun lama lagi,
tapi benarkah hidup,
aku kan selama ini....
biar berputar utara selatan
ku tak putus harapan,
sedia setia..."
amboi, begitu terasa seperti nak berchenta bila mendengar bait2 lagu ni. seperti chenta itulah segalanya, sehingga sanggup menunggu seribu tahun sekalipun...
tapi itulah chenta, apapun sanggup dilakukan. lebih2 lagi, kalau chenta yang halal, lagi tidak terlarang...nikmatnya lebih terasa, tiada apa yang dapat membataskan lagi, cuma tidak berlebih2an di depan umum...
chenta, lebih2 lagi kepada yang ESA, sanggup buat apa saja...kan? tak peduli dah apa kata orang, orang nak kata kemaruk pun takpe. giler pun takpelah, janji, tanggungjawab, dapat ditunaikan, malah lebih nikmat lagi....
cuma, ia memerlukan kekuatan dalaman yang lebih lagi, sebab ianya sesuatu yang tidak zahir, dan orang tidak dapat melihat betapa indahnya perasaan itu, bila dinikmati...
tapi itulah chenta, apapun sanggup dilakukan. lebih2 lagi, kalau chenta yang halal, lagi tidak terlarang...nikmatnya lebih terasa, tiada apa yang dapat membataskan lagi, cuma tidak berlebih2an di depan umum...
chenta, lebih2 lagi kepada yang ESA, sanggup buat apa saja...kan? tak peduli dah apa kata orang, orang nak kata kemaruk pun takpe. giler pun takpelah, janji, tanggungjawab, dapat ditunaikan, malah lebih nikmat lagi....
cuma, ia memerlukan kekuatan dalaman yang lebih lagi, sebab ianya sesuatu yang tidak zahir, dan orang tidak dapat melihat betapa indahnya perasaan itu, bila dinikmati...
No comments:
Post a Comment